Minggu, 25 September 2016

CASE 5

1.      Find and copy of describe an ad that contain direct appeals to manifest motives and indirect appeals to latent motives. Explain how and why the ad is using each approach

Manifest motives, motif yang diketahui dan diakui secara bebas. Laten motives, motif yang tidak diketahui dan konsumen enggan untuk mengakuinya. Mengingat bahwa berbagai motif yang nyata dan laten mungkin  berpengaruh secara bersamaan dalam pembelian, tugas pertama dari manajer pemasaran adalah untuk menentukan kombinasi motif yang mempengaruhi target pasar.

Contoh iklan dengan motif manifes

Alasan mengapa iklan dari produk kamera canon dikategorikan kedalam iklan dengan motif manifes karena produk kamera seperti canon jelas ditunjukkan pada masyarakat atau orang yang cenderung lebih mengerti photography atau seorang fotografer. Fitur-fitur yang diberikan oleh kamera canon akan sangat terpakai dan benar benar digunakan oleh seorang fotografer. Sehingga fitur yang ada pada kamera canon tidak akan sia-sia dan memang benar- benar dibutuhkan seorang fotografer.

Sesorang yang awam dengan photography tidak akan tertarik membeli produk tersebut walaupun memiliki fitur yang sangat baik atau bahkan unggul dengan produk serupa lainnya, karena orang tersebut akan cukup puas dengan kamera standar yang dimilikinya seperti kamera pada handphone.  

Sangat jelas bahwa produk kamera canon menggunakan pendekatan secara langsung dengan motif manifes. Dengan target yang sudah jelas yaitu kepada para fotografer atau orang-orang yang mengerti dan mendalami photography. Karena fitur fitur yang digambarkan dalam iklan tidak mudah untuk dipahami oleh orang awam, namun sebaliknya, akan sangat mudah dipahami oleh orang orang yang memang mengerti atau mendalami photography.


Contoh iklan dengan motif latent

Mengapa iPhone 7 dikategorikan pada iklan dengan motif laten yaitu karena alasan sesorang membeli iPhone 7 sebenarnya bukan melihat dari fungsi yang ada pada handphone tersebut, melainkan pada efek psikologi yang timbul karena membeli produk tersebut. Sebagai contoh, saat kita bertanya mengapa seseorang membeli iPhone 7, alasannya mungkin sebatas “terbiasa sebagai iPhone user” atau “banyak aplikasi yang hanya ada di produk iPhone”. Sangat jarang seseorang akan terbuka dan memberikan alasan seperti “agar terlihat lebih berkelas” atau “iphone produk elit untuk kalangan atas”.

Sebenarnya, antara satu iPhone dengan iPhone lainnya tidak memiliki perbedaan yang begitu besar. Dan pengguna iPhone 6 tidak harus membeli iPhone 7 jika hanya melihat dari segi fungsi saja. Namun dengan tingginya minat terhadap iPhone 7 yang sebagian besarnya adalah pengguna iPhone 6, dapat disimpulkan bahwa ada alasan alasan yang tidak dapat diungkapkan secara terbuka, dan fenomena tersebut begitu terlihat pada masyarakat saat ini, khususnya masyarakat indonesia.

2.      Have five student describe the personality of the following. To what extent are their description similiar? Why are there differences?
a)      G-Shock Watches
b)      Oakley Sunglasses
c)      Minicooper
d)     Xiaomi Handphone
e)      Harvest Cheesecake Factory
            NARASUMBER :
1)      Fachrie – Teknik Informatika



2)      Hilman – Teknik Industri (yang menggunakan baju biru)




3)      Prayoga – Teknik Industri

4)      Diva Rahman – Ilmu Komputasi





5)      Balad - MBTI
  









A.    G-Shock Watches


1)      Jam tangan laki laki bertipe sport, bentuknya ribet dan mahal
2)      Casio, mahal, dan ukurannya terlalu besar.
3)      Lebih untuk militer, mahal, dan ukurannya terlalu besar.
4)      Produk yang sudah lama ada, tahan banting, dan tahan lama
5)      Berkelas, mahal, dan nyaman dipakai

B.     Oakley Sunglasses




1)      Tidak terlalu tahu banyak, tapi secara umum Keren dan warnanya identik dengan warna hitam
2)      Tidak tahu
3)      Lebih ke sportwear dan framenya besar
4)      Sportwear banget
5)      Bagus, awet, modern, dan up to date


C.     Minicooper


1)      Mobil yang pernah dipakai Mr. Bean, mobil citycar, asal eropa dan sepertinya mahal
2)      Mobil Mr.bean, citycar
3)      Mahal, kecil, citycar, bensinya mahal
4)      Keluaran inggris, untuk kalangan menegah keatas, sportcar tp classic
5)      Mahal, standar, bodynya biasa saja, kurang tertarik

D.    Xiaomi Handphone 



1)      Handphone china, bagus, spec tinggi dengan harga rendah, yang paling terkenalnya Note Pro 3
2)      Handphone china, bagus, action cam
3)      Handphone cchina, bagus, mudah terbakar, kameranya bagus, lambangnya mi
4)      Handphone china yang termasuk bagus, spec bagus tapi secara fisik kurang, dan sebanding dengan harganya
5)      Bagus untuk dua bulan pertama, kesananya lele

E.     Harvest Cheesecake Factory



1)      Blueberry Cheesecake-nya enak, harganya lumayan
2)      Industri makanan, enak, cabangnya banyak, untuk kalangan menegah keatas
3)      Coklat, manis, harganya standar, enak, dan cabangnya banyak.
4)      Kue mahal tp sebanding kualitas
5)      Menang di branding, sebenernya masih banyak yang lebih enak



3.      Find an copy an ad that you feel communicates a strong brand personality. Describe that personality in term of the dimensions in Figure 10-2. Describe the various techniques use in the ad (e.g., celebrity Endorsersr, use user imaginery, and executional facctors) and how that links to the personality they are communicating.




Dari iklan tersebut dapat terlihat bahwa Wardah berusaha mengkomunikasikan brand personality-nya dengan sangat kuat. Disini Wardah dengan sangat jelas ingin menyampaikan value atau nilai yang hanya dimiliki Wardah kepada masyarakat bahwa Wardah merupakan satu satunya produsen kosmetik yang mengusung produk kosmetik yang halal, yang tentunya sangat berbeda dengan produk kosmetik pada umumnya yang tidak jelas dikatakan produk tersebut halal atau tidak. Dengan adanya hashtag #HalaldariAwal merupakan pesan secara tersurat yang dapat dengan mudah dipahami masyarakat yang kemudian ikut memperkuat brand personality yang ingin disampaikan Wardah.
Menurut Jennifer Aaker dalam Azoulay, Journal Brand Management (November 2003:148), “The Brand Personality dimensions” adalah suatu kerangka untuk menggambarkan dan mengukur “personality/kepribadian” brand dalam lima dimensi inti. Model ini mendasarkan lima dimensi inti tersebut berdasarkan analogi manusia

1)      Pertama adalah sincerity (Down-to-earth, family-oriented, small town, honest, sincere, realistic,wholesome, original, cheerful, sentimental and friendly).

Dimensi ini menunjukkan sifat manusia yang tulus. Jika diaplikasikan pada brand, dimensi sincerity atau kesungguhan hati ini mencerminkan bagaimana brand benar-benar menunjukkan konsistensinya dalam memenuhi need (kebutuhan), want (keinginan), dan expectation (harapan) dari konsumen.

Dalam hal ini, Wardah mampu menunjukkan orisinalitasnya yang ditunjukkan dalam bentuk kualitas produknya yang bagus, kemasannya yang menarik, dan Wardah benar-benar ingin memenuhi kebutuhan konsumennya dengan menunjukkan jati diri pemakainya.

2)      Kedua adalah excitement (Contemporary, independent, up-to-date, unique, imaginative, young, cool, spirited, exciting, trendy and daring)

Excitement artinya kegembiraan, bagaimana sebuah brand mampu memberikan kesenangan pada pemakainya.

Dalam hal ini, Wardah mengacu pada elemen up-to-date, unique dan trendy serta daring. Elemen up-to-date, unique menunjukkan kepribadian brand selalu inovasi dengan meningkatkan mutu produknya agar memiliki nilai yang unik di mata konsumennya. Sedangkan eleman trendy dan daring menunjukkan kepribadian brand yang trendy dan berani dengan produknya yang berdeda dengan produk sejenis.

3)      Ketiga adalah dimensi competence (Reliable, hardworking, sincere, intelligent, technical, corporate, successful,leader and confident).
Dimensi competence ini menunjukkan bahwa suatu brand punya kemampuan untuk menunjukkan keberadaannya di pasar.

Dalam hal ini Wardah telah memenuhi element dalam dimensi competence, dimana Wardah benar-benar dapat diandalkan (reliable), pandai memenuhi need, want, dan expectation konsumen (intelligent), serta sukses dalam meraih pasar (succcesfull). Ini ditunjukkan dengan banyaknya pengguna/konsumen dari Wardah

4)      Keempat adalah dimensi sophisticating (Upper class, glamor, good-looking, charming, feminine and smooth).

Dimensi ini lebih mengacu pada bagaimana suatu brand memberikan nilai bagi konsumennya. Ada dua elemen yaitu charming dan feminine.

Dalam hal ini Elemen charming lebih mengacu pada penampilan produk suatu brand dan feminine yaitu sebagaimana yang kita tahu bahwa Wardah merupakan produk yang jelas ditunjukkan untuk kalangan wanita
.
5)      Dimensi yang kelima adalah rugedness (Outdoorsy, masculine, western, tough and rugged)

Dimensi ini menunjukkan bagaimana sebuah brand mampu bertahan di tengah persaingan brand-brand lain.

Elemen outdoorsy mengacu pada sifat kokoh dan maskulin, sedangkan tough menunjukkan elemen yang kuat.
Dalam hal ini, Wardah dengan value yang diberikan menunjukkan bahwa ia mampu bertahan di tengah persaingan brand-brand dengan produk yang sejenis. Ini dibuktikan masih eksisnya Wardah di pasar kosmetik saat ini.

Teknik yang digunakan dalam iklan wardah tersebut adalah teknik “celebrity Endorsers”. Teknik Celebrity Endoreser adalah teknik yang melambangkan suatu merk dimana karakteristik dan makna dari selebriti dapat ditansfer ke merk. Dari iklan tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa selebriti tersebut, yaitu Dewi Sandra dan Inneke Koesherawati dapat mentransferkan dirinya terhadap merk. Dengan penampilan yang islami dan cantik secara fisik sudah cukup untuk memperkuat brand dari wardah yang mengusung kosmetik halal. Karena pada umumnya, kata “halal” memang sangat berkaitan dengan islam. Kemudian selebriti yang ketiga tidak menonjolkan sifat islami, yaitu selebriti Tatjana Saphira yang ditampilkan begitu cantik walaupun tanpa terlihat jelas menonjolkan sifat islami. Namun begitu, dapat disimpulkan bahwa wardah pada umumnya dapat digunakan oleh siapapun tanpa memandang suatu agama. Hanya saja dengan mengusung produk “halal” memang menjadi suatu nilai yang ingin disampaikan oleh wardah mengingat mayoritas dari mayrakat indonesia merupakan masyarakat muslim.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan Teknik Celebrity Endorsers oleh wardah sangat efektif. Pemilihan celebrity begitu tepat menggambarkan nilai yang ingin disampaikan wardah pada pelanggan. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah menerima pesan yang ingin disampaikan oleh wardah, walau hanya melihat dari celebrity dalam iklan tersebut.

Karakter personality adalah suatu pola kecenderungan perilaku jangka panjang yang konsisten. Faktor-faktor personality diperkenalkan oleh Goldberg (1990) yang mengklasifikasikan dalam lima tahapan: openess to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism, (OCEAN).

Menurut Goldberg dalam Azoulay, Journal Brand Management (November 2003 :148), Dari lima tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Openness to experience ini adalah kecenderungan dalam menggali pengalaman baru serta ide-ide inovatif. Individu yang mempunyai openness to experience dapat didiskripsikan sebagai orang yang kreatif, imajinatif, reflektif dan moderen. Sedang individu openness to experience yang rendah dapat dikarakterkan sebagai orang konvensional, mempunyai ketertarikan yang rendah dan tidak analitis. Keterbukaan seseorang terhadap suatu hal dapat memicu penerimaan sesuatu yang baru pada kehidupan seseorang, maka semakin terbuka orang maka semakin menerima situasi baru. Keterbukaan juga dapat meningkatkan kecakapan seseorang.
2) Conscientiousness ini adalah kecenderungan pada disiplin, tanggung jawab, tugas dalam pencapaian tujuan diri sendiri. Individu yang mempunyai conscientiousness akan cendrung menghindari masalah dan menentukan tingkat kesuksesan yang tinggi melalui rencana dan mempunyai tujuan dan tekun. Mereka cendrung menghargai orang lain dengan kepintaran dan kemampuan yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan individu yang mempunyai conscientiousness yang rendah akan mudah menyerah, kurang memiliki ambisi dan mencoba hal yang memberikan kesenangan jangka pendek.
3) Extraversion ini adalah kecenderungan dalam proses simulasi dan menimba manfaat dari orang lain. Extraversionmendiskripsikan keberadaan orang bahwa orang tersebut tegas, dominan, enerjik, aktif, banyak berbicara dan antusias. Individu yang mempunyai extraversion yang tinggi sering disebut dengan extrovert cendrung penuh semangat, suka dengan orang dan kelompok, mencari keramaian dan stimulasi. Sedangkan individu yang mempunyai extraversion rendah sering disebut dengan introvert, yang mana lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri dan mempunyai karakter yang berkebalikan dengan extrovert, yaitu tenang, hati-hati, dan kurang tergantung dengan dunia sosial. Perbedaan sifat dasar tersebut mempengaruhi sikap seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungan. Individu yang memiliki karateristikextrovert cendrung lebih mudah bergaul dengan orang lain dibandingkan orang berkarakter introvert.
4) Agreeableness adalah kecenderungan menerima apa adanya. Individu yang mempunyai agreeablenes yang tinggi mempunyai kecendrungan baik, ramah, murah hati, senang membantu dan mampu untuk menyatukan keinginan dengan orang lain, sedangkan individu yang mempunyai agreeableness rendah akan menempatkan dirinya diatas kepentingan orang lain, mereka umumnya tidak peduli dengan orang lain dan tidak suka melibatkan dirinya dengan orang lain dan cendrung bersikap skeptis terhadap niat orang lain yang meyebabkan mereka cenderung tidak ramah, serta dapat dikaraterkan sebagai manipulatif, orientasi pada diri sendiri, curiga dan kejam.
5) Neuroticism adalah kecenderungan menerima emosi yang tidak menyenangkan secara mudah. Individu yang mempunyai neuroticism tinggi mempunyai pegalaman emosi yang negatif termasuk kecemasan, permusuhan, depresi, kesadaran diri. Individu yang mempunyai neuroticism yang tinggi sangat reaktif secara emosional. Mereka merespon secara emosional kejadian yang tidak berpengaruh pada orang lain dan reaksi yang ditujukan akan cendrung lebih tinggi dari normal. Mereka mengintrepretasi situasi biasa sebagai ancaman, frustasi meskipun ringan. Reaksi emosi negatif tersebut bertahan untuk waktu yang cukup lama dan akan mempengaruhi seseorang dalam memandang suatu kejadian atau tindakan.


Pada intinya brand personality bisa dibangun jika sebuah brand benar-benar di-maintain dengan baik oleh perusahaan. Selain itu, bagaimana suatu brand mampu memberikan kualitas dan harapan yang diinginkan oleh konsumen. Jika suatubrand mampu menunjukkan dan mempertahankan nilainya, maka ia akan mampu bertahan di tengah persaingan. Namun perlu diingat pula, diperlukan inovasi dan kreativitas dalam membangun nilai brand dan yang terpenting adalah konsistensi serta kontinuitas dalam proses membangun brand. Bagaimana brand equity bisa terbentuk melalui brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty.

                           




Motivasi, Kepribadian, dan Emosi


a.      Motivasi
Motivasi adalah alasan untuk berperilaku. Motif merupakan kekuatan batin yang tidak teramati, yang merangsang dan mendorong respon perilaku dan memberikan arahan khusus untuk respon itu. Kebutuhan dan Motif mempengaruhi apa yang konsumen terima yang relevan dan juga mempengaruhi perasaan dan emosi mereka. Dua teori motivasi yang terkenal adalah teori Hierarki Kebutuhan Maslow’s sebuah teori makro dirancang untuk memperhitungkan perilaku secara umum dan teori Motif Psikologi McGuire’s menggunakan cukup rinci set motif untuk menjelaskan berbagai perilaku konsumen terbatas.

a)      Hierarki kebutuhan maslow
·         Hierarki kebutuhan Maslow berdasarkan 4 dasar pemikiran:
o   Semua manusia memiliki rangkaian motif yang sama melalui sumbangan genetik dan interaksi sosial
o   Beberapa motif lebih mendasar/penting dibandingkan motif lainnya
o   Motif yang lebih mendasar harus dipuaskan terlebih dahulu sampai pada level minimum sebelum motif yang lain muncul
o   Ketika motif yang mendasar terpuaskan, maka motif yang lebih tinggi muncul.


                               
·         Hierarki kebutuhan maslow
o   Physiological: makanan, minuman, tidur, dan seks
Contoh: makanan kesehatan, makanan rendah kolesterol, minuman olahraga dan alat olahraga
o   Safety : mencari keamanan fisik, stabilitas, lingkungan yang akrab
Contoh: obat preventif, asuransi, alarm, sunscreen
o   Belongingness: keinginan untuk mencintai, persahabatan, afiliasi dan penerimaan kelompok.
Contoh: makanan, hiburan, pakaian
o   Esteem: keinginan terhadap status, dihargai, prestise, superioritas
Contoh: pakaian, perabot, hobby, mobil
o   Self Actualization: keinginan untuk self fulfillment
Contoh: pendidikan, hobby, olahraga, gourmet food, museum
b)      Motif psikologis McGuire
McGuire mengembangkan sistem klasifikasi yang mengorganisir berbagai teori kedalam 16 kategori.
·         McGuire membagi motivasi berdasarkan 4 kategori utama :
o   Apakah yang memotivasi itu secara kognitif atau afektif
o   Apakah motif difokuskan dalam keadaan status quo atau perkembangan
o   Apakah perilaku secara aktif muncul atau respon terhadap lingkungan
o   Apakah perilaku membantu individu mencapai hubungan internal atau eksternal yang baru terhadap lingkungan
·         Motif Psikologis McGuire :
o   Cognitive Preservation Motives
-          Need for Consistency (aktif, internal)
Keinginan dasar untuk memiliki perilaku, sikap, opini dan self image yang konsisten dengan yang lainnya. Manusia akan mengurangi motif yang tidak konsisten. Konsumen memiliki konsistensi internal sehingga mereka enggan menerima informasi yang tidak sesuai dengan kepercayaan yang ada. Strategi:Menggunakan sumber yang sangat kredibel
-          Need for Attribution (aktif, eksternal)
Kebutuhan untuk menentukan siapa dan apa yang menyebabkan sesuatu terjadi kepada kita. Teori atribusi: Konsumen memberikan arti khusus terhadap perilaku orang lain yang dijadikan dasar untuk menganalisa reakasi konsumen terhadap pesan promosi. Strategi: Menggunakan spokeperson yang kredibel
-          Need to Categorize (pasif, internal)
Orang butuh mengkategorikan dan mengorganize luasnya informasi dan pengalaman.
Rp.999.900, Rp.495.000. Strategi: Menghindari kategori di atas Rp.1.000.000, Rp.500.000
-          Need for Objectification (pasif, internal)
Kebutuhan untuk dapat melihat tanda atau symbol yang membuat orang menyimpulkan apa yang mereka rasa dan ketahui. Pakaian memegang peranan penting yang tidak dapat dipisahkan dari image dan gaya hidup seseorang.
o   Cognitive Growth Motives
-           Need for autonomy (aktif, internal)
Kebutuhan akan independensi dan individual. Memiliki produk atau layanan yang unik adalah salah satu cara untuk mengeskpresikan autonomi. Amerika vs Japan. Strategi: Mengeluarkan barang edisi terbatas (limited edition). Menyediakan pilihan yang sangat beragam dan customize
-          Need for stimulation (aktif, eksternal)
Orang sering mencari variasi dan stimulasi yang berbeda. Mencari variasi mungkin menjadi alasan utama untuk mengganti merk (brand switching) dan terkadang disebut dorongan membeli (impulse purchasing).
Orang yang lingkungannya stabil cenderung bosan dan desire change.
-          Teleological Need (pasif, eksternal)
Konsumen menghubungkan antara gambaran terhadap hasil atau kondisi akhir dengan situasi mereka yang sekarang. Konsumen memandang bagaimana dunia ini seharusnya berjalan.
-          Utilitarian Need (pasif, eksternal)
Konsumen sebagai pemecah masalah yang melihat situasi sebagai kesempatan untuk memperoleh informasi yang berguna dan keahlian yang baru.
o   Affective Preservation Motives
-         Need for Tension Reduction (aktif, internal)
Manusia menghadapi situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan ketidaknyamanan atau stress. Strategi: Produk rekreasi
-          Need for Expression (aktif, eksternal)
Kebutuhan untuk mengekspresikan indentitas seseorang kepada orang lain dengan membeli dan menggunakan barang. Seperti pakaian dan mobil memiliki arti simbolik atau ekspresif.
-         Need for Ego Defense (pasif, internal)
Kebutuhan untuk mempertahankan identitas atau ego seseorang. Ketika identitas seseorang terancam maka ia termotivasi untuk melindungi konsep dirinya dan menggunakan perilaku defensive
-         Need for Reinforcement (pasif, eksternal)
Orang termotivasi untuk bertindak dalam cara tertentu karena mereka direward untuk berperilaku seperti itu dalam situasi yang sama di masa lalu. Prinsip operant learning.
o   Affective Growth Motives
-         Need for Assertion (aktif, internal)
Orang bersaing untuk mencari kesuksesan, kekaguman dan dominasi. Hal yang penting adalah power, prestasi dan harga diri.
-         Need for Affiliation (aktif, internal)
Kebutuhan untuk membangun saling menolong dan berhubungan dengan orang lain.
-         Need for Identification (pasif, internal)
Konsumen memainkan berbagai peran. Sebagai mahasiswa, ibu rumah tangga, anak. Strategi: Mendorong konsumen untuk menerima peran baru dan produk position bagi peran tertentu.
-         Need for Modeling (passive, external)
Kecenderungan untuk meniru perilaku orang lain, menjelaskan konformitas yang terjadi dalam kelompok acuan.
Teori motivasi dan strategi pemasaran
a)      Menemukan motif pembelian
Manifest motives, motif yang diketahui dan diakui secara bebas. Laten motives, motif yang tidak diketahui dan konsumen enggan untuk mengakuinya. Mengingat bahwa berbagai motif yang nyata dan laten mungkin  berpengaruh secara bersamaan dalam pembelian, tugas pertama dari manajer pemasaran adalah untuk menentukan kombinasi motif yang mempengaruhi target pasar. 


b)      Strategi Pemasaran Berdasarkan Motif Multiple
Sekali seorang manager membatasi kombinasi dari motif yang mempengaruhi dari target pasar, tugas selanjutnya adalah membentuk strategi pemasaran yang sesuai dengan motif tersebut, dari mendesign produk sampai komunikasi pemasaran.
Pertimbangan: Melibatkan lebih dari satu motif, produk harus memiliki keuntungan yang lebih. Motifnya manifest atau latent.
c)      Strategi pemasaran berdasarkan konflik motivasi
Pemecahan dari konflik motivasional sering mempengaruhi pola konsumsi. Marketer dapat menganalisa situasi yang mungkin menyebabkan konflik motivasional dan menyediakan solusi dari konflik, dan menarik lindungan dari konsumen yang menghadapi konflik tersebut. Ada tiga tipe konflik motivasi yang penting bagi manager pemasaran : 
·         Approach-approach Motivational Conflict
Konsumen harus memilih antara dua alternative pilihan yang menarik. Semakin sama ketertarikan itu, semakin besar konfliknya.
Contoh: paket liburan ke pantai atau gunung
Strategi: Iklan bertahap yang didesain untuk mendorong satu atau tindakan yang lainnya. Modifikasi harga.
·         Approach – avoidance motivational conflict
Konsumen memilih konsekuensi yang positif dan negative.
Contoh: Orang yang diet
·         Avoidance – avoidance motivational conflict
Konsumen hanya melibatkan hasil yang tidak diinginkan.
Contoh: Mesin cuci rusak
Strategi: Barang kredit.
d)     Motivasi dan keterlibatan konsumen
Involvement adalah kondisi motivasional yang disebabkan oleh persepsi konsumen yang produk, merk, atau iklannya relevan atau menarik. Needs memiliki peran yang kuat dalam menentukan apakah relevan atau menarik bagi konsumen.
Involvement penting bagi marketers karena: Mempengaruhi perilaku konsumen, Memberi perhatian terhadap pesan, Melakukan analisa dan belajar informasi baru, Mencari informasi lain sebelum memutuskan, Sebagai opinion leaders.
Involvement mempengaruhi pemilihan strategi marketing. High involvement: cenderung menjadi product experts dan lebih terpengaruh oleh iklan yang memuat informasi produk yang detail. Low involvement: kurang ahli, lebih terpersuasi dengan gambar, emosi dan sumber pesan.

b.      Personality
Personality adalah kecenderungan respon karakteristik individu terhadap situasi yang sama. Dalam konteks marketing disebut trait. Teori trait (sifat) mengasumsikan bahwa:
Semua individu memiliki karakteristik individual atau sifat berhubungan dengan kecenderungan perilaku. Terdapat perbedaan yang konsisten dan dapat diukur antara individu dan karakteristiknya.
a)      Multitrait approach
Beberapa sifat yang berkombinasi membentuk porsi yang besar dari kepribadian individu. Teori multitrait yang paling sering digunakan oleh pemasar adalah model lima factor. Teori ini mengidentifikasi lima sifat dasar yang dibentuk oleh genetika dan belajar awal.
Model lima faktor

b)      Single – trait approach
Satu kepribadian secara khusus relevan untuk memahami rangkaian dari perilaku. Contohnya: sombong, cemas, locus of control, pencari sensasi, pembeli kompulsif, materialism, intensitas perasaan, self monitoring.
·         Consumer Ethnocentrism
Perbedaan individu dalam kecenderungan membeli produk luar negeri.
Low ethnocentrism: lebih terbuka terhadap budaya lain, kurang konservatif, dan lebih terbuka dalam membeli produk asing.
High ethnocentrism : kurang terbuka terhadap budaya lain, lebih konservatif dan lebih menolak produk asing.
·         Need for Cognition
Perbedaan individu dalam kecenderungan berpikir dan menikmatinya.
High Need For Cognition: membutuhkan upaya yang lebih dalam proses komunikasi yang persuasive, lebih menyenangi infomasi verbal dari pada visual, dan kurang terpengaruh oleh pendapat orang lain.
·         Consumers’ Need for Uniqueness
Perbedaan individu dalam kecenderungan mengkonsumsi barang yang berbeda dari orang lain melalui penerimaan, penggunaan, dan penempatan dari barang-barang. Strateginya dengan sengaja membuat barang langka. Memproduksi item sedikit dibandingkan dengan permintaan yang diprediksikan.
Penggunaan kepribadian dalam praktek pemasaran
Brand personality adalah rangkaian karakteristik manusia yang diasosiasikan dengan suatu merk. Brand personalities menciptakan harapan mengenai karakteristik kunci, penampilan dan keuntungan, pelayanan yang berhubungan. Brand personalities sering menjadi dasar hubungan jangka panjang dengan merk.
Konsumen akan cenderung membeli produk dengan kepribadian yang erat sesuai mereka sendiri, atau yang memperkuat daerah di mana mereka merasa lemah.

         Dimensions of brand personality
                       


Communicating brand personality
a)      Celebrity Endorsers
Melambangkan suatu merk dimana karakteristik dan makna dari selebriti dapat ditansfer ke merk.
b)      User imagery
Menunjukkan pengguna khusus dengan image yang sesuai dengan aktifitas yang mereka lakukan ketika menggunakan merk (sifat, aktifitas dan emosi).
c)      Executional Factors
Melampaui pesan utama termasuk “how” hal tersebut dikomunikasikan. Tone (serius vs santai), daya tarik (menakutkan vs humor), logo dan karakteristik tulisan, pemilihan media.

c.       Emosi
Emosi itu kuat, secara relative perasaan yang tidak dikontrol yang mempengaruhi perilaku. Emosi sering dipicu oleh peristiwa di lingkungan. Emosi diiringi oleh perubahan psikologis. Kita menggunakan emosi untuk mengidentifikasi, perasaan khusus, dan merasakan untuk suka atau tidak suka terhadap perasaan tertentu.

Nature of emotions
   






                                                   Jenis emosi
            

Emosi dan strategi pemasaran
a)      Emotion arousal as a product benefit
Emosi dikarakteristikan dengan evaluasi positif atau negative. Konsumen mencari secara aktif produk yang memiliki keuntungan utama atau sekunder. Konsumen kebanyakan mencari emosi positif, tetapi tidak selalu.
Contoh: Las Vegas, Disney Land, Dufan (emotion-arosal destination)
b)      Emotion reduction as a product benefit
Kebanyakan emosi itu tidak menyenangkan. Marketers mendesign produk untuk mencegah atau mengurangi arousal emosi yang tidak menyenangkan.
Contoh: Mall, makanan rendah lemak, alcohol
c)      Emotion in advertising
Konten emosional dalam iklan meningkatkan perhatian, daya tarik, dan kemampuan. Pesan emosional mungkin diproses lebih cepat dari pada pesan netral. Iklan emosional yang memicu evaluasi emosi yang positif akan meningkatkan kesukaan dari iklan itu sendiri.



Source: