a.
Motivasi
Motivasi
adalah alasan untuk berperilaku.
Motif merupakan kekuatan batin
yang tidak teramati, yang merangsang dan mendorong respon perilaku dan
memberikan arahan khusus untuk respon itu. Kebutuhan dan Motif mempengaruhi apa
yang konsumen terima yang relevan dan juga mempengaruhi perasaan dan emosi
mereka. Dua teori motivasi yang terkenal adalah teori Hierarki Kebutuhan Maslow’s sebuah
teori makro dirancang untuk memperhitungkan perilaku secara umum dan teori Motif Psikologi McGuire’s menggunakan cukup rinci set motif
untuk menjelaskan berbagai perilaku konsumen terbatas.
a)
Hierarki kebutuhan maslow
·
Hierarki kebutuhan
Maslow berdasarkan 4 dasar pemikiran:
o Semua
manusia memiliki rangkaian motif yang sama melalui sumbangan genetik dan
interaksi sosial
o Beberapa
motif lebih mendasar/penting dibandingkan motif lainnya
o Motif
yang lebih mendasar harus dipuaskan terlebih dahulu sampai pada level minimum
sebelum motif yang lain muncul
o Ketika
motif yang mendasar terpuaskan, maka motif yang lebih tinggi muncul.
·
Hierarki kebutuhan
maslow
o Physiological: makanan,
minuman, tidur, dan seks
Contoh: makanan
kesehatan, makanan rendah kolesterol, minuman olahraga dan alat olahraga
o Safety
: mencari keamanan fisik, stabilitas, lingkungan yang akrab
Contoh: obat
preventif, asuransi, alarm, sunscreen
o Belongingness: keinginan
untuk mencintai, persahabatan, afiliasi dan penerimaan kelompok.
Contoh: makanan,
hiburan, pakaian
o Esteem: keinginan
terhadap status, dihargai, prestise, superioritas
Contoh: pakaian,
perabot, hobby, mobil
o Self
Actualization: keinginan untuk self fulfillment
Contoh: pendidikan,
hobby, olahraga, gourmet food, museum
b)
Motif psikologis McGuire
McGuire mengembangkan
sistem klasifikasi yang mengorganisir berbagai teori kedalam 16 kategori.
·
McGuire membagi
motivasi berdasarkan 4 kategori utama :
o Apakah
yang memotivasi itu secara kognitif atau afektif
o Apakah
motif difokuskan dalam keadaan status quo atau perkembangan
o Apakah
perilaku secara aktif muncul atau respon terhadap lingkungan
o Apakah
perilaku membantu individu mencapai hubungan internal atau eksternal yang baru
terhadap lingkungan
·
Motif Psikologis
McGuire :
o Cognitive
Preservation Motives
-
Need for Consistency
(aktif, internal)
Keinginan dasar untuk
memiliki perilaku, sikap, opini dan self image yang konsisten dengan yang
lainnya. Manusia akan mengurangi motif yang tidak konsisten. Konsumen memiliki
konsistensi internal sehingga mereka enggan menerima informasi yang tidak sesuai
dengan kepercayaan yang ada. Strategi:Menggunakan sumber yang sangat
kredibel
-
Need for Attribution
(aktif, eksternal)
Kebutuhan untuk
menentukan siapa dan apa yang menyebabkan sesuatu terjadi kepada
kita. Teori atribusi: Konsumen memberikan arti khusus terhadap
perilaku orang lain yang dijadikan dasar untuk menganalisa reakasi konsumen
terhadap pesan promosi. Strategi: Menggunakan spokeperson yang
kredibel
-
Need to Categorize
(pasif, internal)
Orang butuh
mengkategorikan dan mengorganize luasnya informasi dan pengalaman.
Rp.999.900, Rp.495.000. Strategi: Menghindari kategori di atas Rp.1.000.000, Rp.500.000
Rp.999.900, Rp.495.000. Strategi: Menghindari kategori di atas Rp.1.000.000, Rp.500.000
-
Need for
Objectification (pasif, internal)
Kebutuhan untuk dapat
melihat tanda atau symbol yang membuat orang menyimpulkan apa yang mereka rasa
dan ketahui. Pakaian memegang peranan penting yang tidak dapat dipisahkan dari
image dan gaya hidup seseorang.
o Cognitive
Growth Motives
-
Need for autonomy
(aktif, internal)
Kebutuhan akan
independensi dan individual. Memiliki produk atau layanan yang unik adalah salah
satu cara untuk mengeskpresikan autonomi. Amerika vs Japan. Strategi:
Mengeluarkan barang edisi terbatas (limited edition). Menyediakan pilihan yang
sangat beragam dan customize
-
Need for stimulation
(aktif, eksternal)
Orang sering mencari
variasi dan stimulasi yang berbeda. Mencari variasi mungkin menjadi alasan
utama untuk mengganti merk (brand switching) dan terkadang disebut dorongan
membeli (impulse purchasing).
Orang yang lingkungannya stabil cenderung bosan dan desire change.
Orang yang lingkungannya stabil cenderung bosan dan desire change.
-
Teleological Need (pasif,
eksternal)
Konsumen menghubungkan
antara gambaran terhadap hasil atau kondisi akhir dengan situasi mereka yang
sekarang. Konsumen memandang bagaimana dunia ini seharusnya berjalan.
-
Utilitarian Need (pasif,
eksternal)
Konsumen sebagai pemecah
masalah yang melihat situasi sebagai kesempatan untuk memperoleh informasi yang
berguna dan keahlian yang baru.
o
Affective
Preservation Motives
-
Need for Tension Reduction (aktif, internal)
Manusia menghadapi situasi dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan ketidaknyamanan
atau stress. Strategi: Produk rekreasi
-
Need for Expression (aktif, eksternal)
Kebutuhan untuk mengekspresikan indentitas seseorang kepada orang lain
dengan membeli dan menggunakan barang. Seperti pakaian dan mobil memiliki arti
simbolik atau ekspresif.
-
Need for Ego Defense (pasif, internal)
Kebutuhan untuk mempertahankan identitas atau ego seseorang. Ketika
identitas seseorang terancam maka ia termotivasi untuk melindungi konsep
dirinya dan menggunakan perilaku defensive
-
Need for Reinforcement (pasif, eksternal)
Orang termotivasi untuk bertindak dalam cara tertentu karena mereka
direward untuk berperilaku seperti itu dalam situasi yang sama di masa lalu.
Prinsip operant learning.
o
Affective
Growth Motives
-
Need for Assertion (aktif, internal)
Orang bersaing untuk mencari kesuksesan, kekaguman dan dominasi. Hal yang
penting adalah power, prestasi dan harga diri.
-
Need for Affiliation (aktif, internal)
Kebutuhan untuk membangun saling menolong dan berhubungan dengan orang
lain.
-
Need for Identification (pasif, internal)
Konsumen memainkan berbagai peran. Sebagai mahasiswa, ibu rumah tangga,
anak. Strategi: Mendorong konsumen untuk menerima peran baru dan produk
position bagi peran tertentu.
-
Need for Modeling (passive, external)
Kecenderungan untuk meniru perilaku orang lain, menjelaskan konformitas
yang terjadi dalam kelompok acuan.
Teori motivasi dan
strategi pemasaran
a)
Menemukan motif
pembelian
Manifest motives, motif
yang diketahui dan diakui secara bebas. Laten motives, motif yang tidak diketahui
dan konsumen enggan untuk mengakuinya. Mengingat bahwa berbagai motif yang
nyata dan laten mungkin berpengaruh secara bersamaan dalam pembelian,
tugas pertama dari manajer pemasaran adalah untuk menentukan kombinasi motif
yang mempengaruhi target pasar.
b) Strategi
Pemasaran Berdasarkan Motif Multiple
Sekali seorang manager
membatasi kombinasi dari motif yang mempengaruhi dari target pasar, tugas
selanjutnya adalah membentuk strategi pemasaran yang sesuai dengan motif
tersebut, dari mendesign produk sampai komunikasi pemasaran.
Pertimbangan: Melibatkan lebih dari satu motif, produk harus memiliki keuntungan yang lebih. Motifnya manifest atau latent.
Pertimbangan: Melibatkan lebih dari satu motif, produk harus memiliki keuntungan yang lebih. Motifnya manifest atau latent.
c) Strategi
pemasaran berdasarkan konflik motivasi
Pemecahan dari konflik
motivasional sering mempengaruhi pola konsumsi. Marketer dapat menganalisa
situasi yang mungkin menyebabkan konflik motivasional dan menyediakan solusi
dari konflik, dan menarik lindungan dari konsumen yang menghadapi konflik
tersebut. Ada tiga tipe konflik motivasi yang penting bagi manager pemasaran
:
·
Approach-approach Motivational Conflict
Konsumen harus memilih
antara dua alternative pilihan yang menarik. Semakin sama ketertarikan itu,
semakin besar konfliknya.
Contoh: paket
liburan ke pantai atau gunung
Strategi: Iklan bertahap
yang didesain untuk mendorong satu atau tindakan yang lainnya. Modifikasi
harga.
·
Approach – avoidance
motivational conflict
Konsumen memilih
konsekuensi yang positif dan negative.
Contoh: Orang yang
diet
·
Avoidance – avoidance
motivational conflict
Konsumen hanya
melibatkan hasil yang tidak diinginkan.
Contoh: Mesin cuci
rusak
Strategi: Barang
kredit.
d)
Motivasi
dan keterlibatan konsumen
Involvement
adalah kondisi motivasional yang disebabkan oleh persepsi konsumen yang produk,
merk, atau iklannya relevan atau menarik. Needs memiliki peran yang kuat dalam
menentukan apakah relevan atau menarik bagi konsumen.
Involvement
penting bagi marketers karena: Mempengaruhi perilaku konsumen, Memberi
perhatian terhadap pesan, Melakukan analisa dan belajar informasi baru, Mencari
informasi lain sebelum memutuskan, Sebagai opinion leaders.
Involvement
mempengaruhi pemilihan strategi marketing. High involvement: cenderung menjadi
product experts dan lebih terpengaruh oleh iklan yang memuat informasi produk
yang detail. Low involvement: kurang ahli, lebih terpersuasi dengan gambar,
emosi dan sumber pesan.
b.
Personality
Personality
adalah kecenderungan respon karakteristik individu terhadap situasi yang sama.
Dalam konteks marketing disebut trait. Teori trait (sifat) mengasumsikan bahwa:
Semua individu memiliki karakteristik individual atau sifat berhubungan dengan kecenderungan perilaku. Terdapat perbedaan yang konsisten dan dapat diukur antara individu dan karakteristiknya.
Semua individu memiliki karakteristik individual atau sifat berhubungan dengan kecenderungan perilaku. Terdapat perbedaan yang konsisten dan dapat diukur antara individu dan karakteristiknya.
a) Multitrait
approach
Beberapa sifat yang berkombinasi membentuk porsi yang besar dari
kepribadian individu. Teori multitrait yang paling sering digunakan oleh
pemasar adalah model lima factor. Teori ini mengidentifikasi lima sifat dasar
yang dibentuk oleh genetika dan belajar awal.
Model lima faktor
b) Single
– trait approach
Satu kepribadian secara khusus relevan untuk memahami rangkaian dari
perilaku. Contohnya: sombong, cemas, locus of control, pencari sensasi, pembeli
kompulsif, materialism, intensitas perasaan, self monitoring.
·
Consumer Ethnocentrism
Perbedaan individu
dalam kecenderungan membeli produk luar negeri.
Low ethnocentrism:
lebih terbuka terhadap budaya lain, kurang konservatif, dan lebih terbuka dalam
membeli produk asing.
High ethnocentrism :
kurang terbuka terhadap budaya lain, lebih konservatif dan lebih menolak produk
asing.
·
Need for Cognition
Perbedaan individu
dalam kecenderungan berpikir dan menikmatinya.
High Need For
Cognition: membutuhkan upaya yang lebih dalam proses komunikasi yang
persuasive, lebih menyenangi infomasi verbal dari pada visual, dan kurang
terpengaruh oleh pendapat orang lain.
·
Consumers’ Need for
Uniqueness
Perbedaan individu
dalam kecenderungan mengkonsumsi barang yang berbeda dari orang lain melalui
penerimaan, penggunaan, dan penempatan dari barang-barang. Strateginya dengan
sengaja membuat barang langka. Memproduksi item sedikit dibandingkan dengan
permintaan yang diprediksikan.
Penggunaan kepribadian
dalam praktek pemasaran
Brand personality adalah rangkaian
karakteristik manusia yang diasosiasikan dengan suatu merk. Brand personalities
menciptakan harapan mengenai karakteristik kunci, penampilan dan keuntungan,
pelayanan yang berhubungan. Brand personalities sering menjadi dasar hubungan
jangka panjang dengan merk.
Konsumen akan cenderung membeli produk dengan
kepribadian yang erat sesuai mereka sendiri, atau yang memperkuat daerah di
mana mereka merasa lemah.
Dimensions of brand personality
Communicating brand
personality
a) Celebrity
Endorsers
Melambangkan suatu merk
dimana karakteristik dan makna dari selebriti dapat ditansfer ke merk.
b) User
imagery
Menunjukkan pengguna
khusus dengan image yang sesuai dengan aktifitas yang mereka lakukan ketika
menggunakan merk (sifat, aktifitas dan emosi).
c) Executional
Factors
Melampaui pesan utama
termasuk “how” hal tersebut dikomunikasikan. Tone (serius vs santai), daya
tarik (menakutkan vs humor), logo dan karakteristik tulisan, pemilihan media.
c. Emosi
Emosi itu kuat, secara relative perasaan
yang tidak dikontrol yang mempengaruhi perilaku. Emosi sering dipicu oleh
peristiwa di lingkungan. Emosi diiringi oleh perubahan psikologis. Kita
menggunakan emosi untuk mengidentifikasi, perasaan khusus, dan merasakan untuk
suka atau tidak suka terhadap perasaan tertentu.
Nature of emotions
Jenis emosi
Emosi dan strategi
pemasaran
a) Emotion arousal as a product benefit
Emosi dikarakteristikan
dengan evaluasi positif atau negative. Konsumen mencari secara aktif produk
yang memiliki keuntungan utama atau sekunder. Konsumen kebanyakan mencari emosi
positif, tetapi tidak selalu.
Contoh: Las Vegas,
Disney Land, Dufan (emotion-arosal destination)
b) Emotion reduction as a product benefit
Kebanyakan emosi itu
tidak menyenangkan. Marketers mendesign produk untuk mencegah atau mengurangi
arousal emosi yang tidak menyenangkan.
Contoh: Mall, makanan
rendah lemak, alcohol
c) Emotion
in advertising
Konten emosional dalam
iklan meningkatkan perhatian, daya tarik, dan kemampuan. Pesan emosional
mungkin diproses lebih cepat dari pada pesan netral. Iklan emosional yang
memicu evaluasi emosi yang positif akan meningkatkan kesukaan dari iklan itu
sendiri.
Source:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar